Makna Bulan Syakban
By Administrator Kamis, 05 Juli 2012 - 11:42:52 WIB 0 Komentar Dibaca: 37484 kali

SAAT ini tengah memasuki bulan Syakban. Bulan Syakban terletak di antara Rajab dan Ramadan. Namun, seringkali dilalaikan oleh umat manusia. Dinamakan Syakban karena pada bulan ini, masyarakat jahiliyah berpencar mencari air karena saat itu tengah terjadi kekeringan.

Ada juga yang mengatakan, mereka berpencar menjadi beberapa kelompok untuk melakukan peperangan. Al-Munawi mengatakan, "Bulan Rajab menurut masyarakat jahiliyah adalah bulan mulia, sehingga mereka tidak melakukan peperangan. Ketika masuk bulan Sya'ban, bereka berpencar ke berbagai peperangan." (At-Tauqif a'laa Muhimmatit Ta'arif, Hal. 431)

Rasulullah SAW dalam sabdanya menyatakan, bulan yang dilalaikan oleh kebanyakan manusia yaitu antara bulan Rajab dan Ramadan. (H.R. An-Nasa'i. "Hasan" menurut Al-Albani).

Banyak orang yang lalai, bahkan sebagian menjadikan Syakban sebagai bulan pelampiasan. "Mumpung belum Ramadan, kita puaskan maksiat", "Mumpung belum Ramadan. Nanti kalau sudah Ramadan, puasa kita bisa tidak sah", atau kalimat-kalimat lainnya yang kadang-kadang muncul di tengah-tengah bulan Syakban.

Padahal setiap umat Islam harus mengetahui bulan Syakban adalah bulan yang istimewa. Mengapa? Sebab bulan ini adalah bulan diangkatnya amal manusia kepada Allah SWT. Hal tersebut sebagaimana Rasulullah SAW dalam sabdanya menyebutkan: "Di bulan inilah amal perbuatan manusia diangkat kepada Rabb semesta alam." (H.R. An-Nasa'i dan Ahmad. "Hasan" menurut Al-Albani).

Keutamaan bulan Syakban yang pertama, yakni bulan diangkatnya amal manusia kepada Allah SWT. Kedua, bulan Syakban adalah pada pertengahannya di tengah-tengah masyarakat banyak dikenal dengan sebutan Nisfu Syakban.

Adapun sabda Rasulullah SAW mengenai keutamaan Nisfu Syakban, "Sesungguhnya Allah memeriksa pada setiap malam nishfu Sya'ban. Lalu Dia mengampuni seluruh makhluk-Nya, kecuali yang berbuat syirik atau yang bertengkar dengan saudaranya." (H.R. Ibnu Majah, dinilai sahih oleh Al-Albani).

Dua keutamaan bulan Syakban tersebut dan sejumlah hadis sahih disebutkan di atas. Meskipun, di tengah masyarakat cukup populer tentang keutamaan Syakban sebagai bulan Rasulullah. Namun itu adalah hadis daif. Di antaranya adalah: Rajab adalah bulan Allah, Syakban adalah bulanku, dan Ramadan adalah bulan umatku. (H.R. Dailami)

Hadis itu adalah hadis daif. Demikian pula hadis-hadis sejenis tentang keutamaan bulan Syakban yang senada dengan itu.

Amalan apa saja yang harus dikerjakan di bulan Syakban yang dicontohkan Rasulullah SAW?

Ini penting untuk diketahui dan diamalkan. Sebab selain menghidupkan sunah, mengikuti contoh dan teladan dari Rasulullah SAW adalah bukti cinta kepada Allah SWT. Hal tersebut sebagaimana dalam Q.S. Ali Imron ayat 31 yang artinya: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Amaliah di bulan Syakban yang dicontohkan Rasulullah SAW adalah, memperbanyak puasa sunah. Usamah bin Zaid berkata kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, saya tidak melihat engkau berpuasa di satu bulan melebihi puasamu di bulan Sya'ban." Rasulullah menjawab, "Ini adalah bulan yang dilalaikan oleh kebanyakan manusia, yaitu antara bulan Rajab dan Ramadan.

Di bulan inilah amal perbuatan manusia diangkat kepada Rabb semesta alam. Karena itu aku ingin saat amalku diangkat kepada Allah aku sedang berpuasa." (H.R. An-Nasa'i. Al Albani berkata "hasan").

Begitu juga Rasulullah SAW banyak berpuasa di bulan Syakban sekaligus menginginkan agar ketika amalnya diangkat pada bulan Syakban itu, Rasulullah SAW dalam keadaan sedang berpuasa. Selain itu, Rasulullah tidak pernah berpuasa sunah di satu bulan lebih banyak daripada bulan Syakban. Sungguh, beliau berpuasa penuh pada bulan Syakban (H.R. Bukhari). Ibnu Hajar Al Asqalani menjelaskan dalam Fathul Bari bahwa dalam ungkapan bahasa Arab, seseorang bisa mengatakan "berpuasa sebulan penuh" padahal yang dimaksud adalah "berpuasa pada sebagian besar hari di bulan itu".

Dari keterangan di atas, tentunya berpuasa sunah di bulan Syakban menjadi begitu istimewa, karena pada bulan itu amal diangkat. Akan tetapi, sering orang melalaikannya, dan sekaligus puasa Syakban merupakan persiapan puasa Ramadan.
(Penulis adalah Kepala Seksi Penyelenggaraan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama Kota Bandung)**
Galamedia
jumat, 29 juni 2012 00:44 WIB
Oleh : Drs. H. Agus Saftari M., M.Si.

leave a comment